Selasa, 08 September 2020

Bab.II.Hal.2. Menikmati cinta sesaat

2. Menikmati cinta sesaat



Malam ini kami duduk di ruang  tamu rumah Dina sahabatku. Tak banyak yang kami bincangkan. Karena kami menikmati kebersamaan ini tanpa harus bicara. Hanya degup jantung yang bercerita. Tentang rindu yang membuncah. Tentang badan yang panas dingin, jika kami berjumpa. Tentang rasa bergelora tanpa bentuk di dada. 

Sambil menatap cahaya temaram bulan, dari jendela kaca rumah Dina malam itu, Aku menerawang jauh. Melintasi tempat dan waktu. Ya, sudah lebih dua tahun kami bersama. Banyak kenangan dan indah nya kebersamaan yang kami lalui berdua.

Cinta adalah derita

Yang mencintai mu 
adalah yang berjuang senyum di depan mu,
Seraya mengubur rasa nya 
karena berharap kau peka menangkap geletar sukma nya

Yang mencintai mu 
adalah bayang mu saat terbujur dan terpuruk,
Saat pulih dia melenggang
 karena kau tak juga menangkap binar mata nya

Yang mencintai mu
 adalah yang menghampiri mu saat kesepian, 
lalu menghindar karena sadar 
dia hanya pengisi sepi mu

yang mencintai mu 
adalah yang tak pernah mengucapkan cinta,
karena khawatir kau menolak nya
lalu menjauh demi merawat cinta nya

Yang mencintai mu 
adalah ia yang rela dicintai orang yang tak dicintainya
Karena merasa kau hanya bisa dicintai 
dan tak siap mencintai

yang mencintai mu 
adalah yang merawat cinta melalui rasa hormat nya pada mu
dan  menuangkanya  dalam tangis nestapa
beriring hujan air mata

Yang mencintai mu 
adalah yang paling gigih menolak di duga jatuh cinta
tapi setiap detik mu, dalam detak nya

yang mencintai mu 
adalah yang sakit saat kau sakit
dan saat kau pulih, dia belum pulih

Yang mencintai mu
 adalah dia yang tak sanggup menatap mata mu
dan tubuhnya menggigil tiap kali melihat mu

Yang mencintai mu 
adalah yang terlihat canggung dan salah tingkah 
tiap kali kau sapa
dan mukanya memerah 

lalu tak mampu berkata kata

Terbayang bagaimana dadaku menggemuruh, ketika kugenggam tangan nya, suatu waktu dirumah salah satu sahabat ku waktu itu. Kami tak bicara apa - apa. Dia hanya menatapku dengan tatapan sendu menusuk tulang membasuh jiwa ku. Hati kami membuncah bahagia. Dada kami bergetar dengan penuh cinta. Jiwa kami serasa kosong dan  dipenuhi aneka rasa yang tak dapat di lukiskan dengan kata - kata. 




Cinta kami memang aneh. Dijalani dengan sembunyi - sembunyi, dan tertutup dari dunia luar. Mungkinkah  kami akan mencapai tujuan?  Aku sekarang masih duduk di bangku kelas dua es em a. Dan Ana duduk di kelas terakhir Es em pe nya. Jalan yang akan kami lalui masih cukup panjang. Aku masih punya harapan dan cita - cita yang ingin ku perjuangkan. Mungkin Ana juga. 

Jalan kami munghkin penuh liku. Dan kami belum tau akan kemana cinta ini?  Sampai dimana nanti nya? 

Sepasang anak manusia yang saling jatuh cinta, memang dipenuhi berbagai hal yang indah. Mereka tak pernah berfikir tentang apa yang ada di hadapan mereka. Apakah bukit terjal atau lautan dengan ombak ganas yang ada disana? 

Gambar Ilustrasi

Ideal nya cinta menemukan tujuan akhirnya dalam bentuk pernikahan. Ketika diikrarkan nya akad nikah secara sah. Akan tetapi, sering terjadi, indah nya cinta tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam hidup. Betapa banyak kisah legenda tercipta atas nama cinta.

 Ada yang berakhir dengan manis dan banyak pula berakhir tragis.  Romeo dan Juliet memilih hidup bersama atau mati bersama. Majnun menjadi gila karena menunggu janji Laila. 

" Jam berapa sekarang?" suara Ana menyadarkan Aku dari lamunan panjang. 

"OOh, sudah jam sepuluh malam!" jawabku sambil menatap arloji ditangan.

" Ana pulang dulu ya,?" Kata nya. Kulihat Trisna berdiri  didepan pintu yang datang untuk menjemputnya pulang. 

 Aku mengangguk pelan. 

Sambil tersenyum kuucapkan Trima kasih pada Trisna, yang telah menjadi dewi penolong cinta kami. Kuantar Dia dengan tatapan penuh kasih, yang lamat - lamat menjauh, lalu hilang dibalik tikungan jalan. 


Aku masih disini
Berdiri diujung jalan
Mengantar  bayangan mu menghilang
Dibalik tikungan,

Aku masih disini, 
Gelisah tuk  pejamkan mata
Terbayang gelak tawa
Dari senyum indah dibibir merah,