Rabu, 09 September 2020

Bab.III.hal.3 . Menjalani hidup

3. Menjalani hidup


Luka jadi cerita

Pagi ini Aku agak sedikit terburu - buru. Karena kantor tempat ku bekerja, cukup jauh dari rumah. Sudah tiga tahun ini kujalani rutinitas sebagai pegawai negeri. Berangkat jam enam pagi, pulang jam enam sore. Karena perjalanan membutuhkan waktu hampir dua jam, untuk tiba di kantor ku, di bilangan jalan pangeran natakusuma, sumur bor sana. 

Sesekali , diatas speed boat atau diatas angkutan penumpang  yang mengantar ku, bayangan Ana melintas di kepala. Apa kabar nya sekarang? Semoga mereka baik -baik saja, dan dalam keadaan sehat. 

Menjalani hidup memang bukan hal yang mudah. 

Benar sekali ada temanku pernah berkata, :" Kita tak perlu salut dan hormat dengan mereka yang berani mati, tapi kita harus menghargai mereka yang berani hidup,!"

Hidup adalah perjalanan panjang menuju tujuan kelahiran. Banyak onak dan duri. Lika dan liku. Persimpangan jalan. Antara bertahan di jalan yang lurus, dan hidup sebagai orang sederhana, atau memilih jalan pintas, yang cepat meraih mimpi. 
Klik Disini Film India

Di zaman ini, bukan hal yang mudah untuk berjalan di jalan lurus. Jalan yang benar. Justru jalan ini yang penuh dengan onak dan duri. Sementara jalan pintas menjanjikan materi yang melimpah, apa disebut semua ada. 

Bukan hal yang mudah menolak amplop dibawah meja. Godaan datang setiap kesempatan dan waktu. Tapi Aku coba bertahan dalam kejujuran. Melaksanakan sumpah ku. Berbakti bagi bangsa dan negara, meski saat itu, dengan penghasilan yang tak seberapa. 

Hanya saja, kadang Aku selalu merasa ada yang kurang. Ada yang janggal, ada yang kosong? Jiwa ku kadang meronta - ronta. Mencari sesuatu yang hilang di dalam nya? Tapi apa? 

Mungkinkah jiwa muda ku merasa terpenjara dengan rutinitas yang kujalani? Apakah karena aku saat ini tak punya tambatan hati?  Apakah Aku merasa hidup sendiri? Karena keluarga ku memilih pindah ke Malaysia sana? 



Niat hati tak nak berpisah

Tengah malam kadang Aku terbangun dan terjaga. Kuseret langkah keluar dari rumah, dan mencari tempat nongkrong untuk menikmati secangkir kopi. 

Sambil mengepulkan asap rokok, fikiran ku menerawang entah kemana. Rupanya Aku tengah mengalami kejenuhan dalam hidup. Lalu kepada siapa Aku dapat berbagi? Aku tak punya kekasih tambatan hati. Aku tak punya cinta yang dapat kunikmati. Aku tak punya keluarga tempat berkeluh kesah. Aku betul - betul merasa kesepian. Sunyi ditengah keramaian. 

Hidupku hanya dari rumah ke kantor, itu saja. Tak ada waktu yang tersisa untuk dapat kunikmati dimasa muda ini. Jiwaku memberontak. Mencari jawaban atas mistery   hidup yang tengah kujalani. Terbersit  dibenak ku, Aku harus keluar dari negri ini. Ya ,!  Aku ingin merantau. Kemana? Belum tahu. 

Satu hal yang pasti, Aku harus keluar dari kejenuhan rutinitas yang membelenggu ini,! 



Kenangan terindah